Senin, 27 November 2017

Galery


Tokoh-tokoh Sastrawan Indonesia



lustrasi tokoh tokoh sastra
Indonesia yang memiliki banyak sekali perbedaan di dalamnya, seperti tidak pernah habis menginspirasi orang-orang yang merasa sangat peka terhadap situasi yang tengah terjadi. Mereka yang peka cenderung lebih sering melampiaskan ekspresinya pada hal-hal yang sifatnya tulisan, pementasan, nyanyian, dan karya-karya sastra lain.
Akibatnya, dari dulu hingga sekarang jumlah para sastrawan di Indonesia tidak pernah berubah dan cenderung bertambah.Hadirnyatokoh-tokoh sastra tersebut semakin meramaikan kebudayaan yang ada di Indonesia.

Tokoh-Tokoh Sastra di Indonesia

Secara sederhana, definisi karya sastra adalah hal yang dapat menyenangkan hati dan pikiran orang yang menikmati. Tokoh-tokoh sastra di Indonesia jumlahnya sangat banyak. Mereka menuangkanpemikiran dan kreasinya melalui berbagai karya. Syair, cerita-cerita pendek, novel, drama, hingga lagu cukup mendapat penghargaan dari penikmat seni di Indonesia.

Tokoh-Tokoh Sastra Indonesia Angkatan Pujangga Baru

Meskipun sejak tahun 1920 dikenal majalah, dan antaranya juga yang memuat karangan-karangan tentang sastra seperti majalahSri Poestaka, Panji Poestaka, Jong Sumatra, dan lain-lainnya, tetapi hingga awal tahun 1930-an niat para pengarang untuk menerbitkan majalah khusus kebudayaan dankesusastraan belum juga terlaksana. Baru pada tahun 1933, Armijn Pane, Amir Hamzah, dan Sutan Takdir Alisjahbana berhasil mendirikan majalahPoejangga Baroe.
Pada mulanya, keterangan resmi tentang majalah ini berbunyi ‘majalah kesusastraan dan bahasa serta kebudayaan umum’, tetapi sejak tahun 1935 berubah menjadi pembawa semangat baru dalam kesusastraan, seni, kebudayaan, dan soal masyarakat umum yang pada tahun 1936 berubah lagi mejadi ‘pembimbing semangat baru yang dinamis untuk membentuk kebudayaan persatuan Indonesia’.
Pada zaman sebelumnya, Belanda banyak memberikan peraturan terutama mengenai pembatasan karangan atau karya sastra Indonesia. Oleh karena itu, dengan semangat yang gigih, bangsa Indonesia (baca:pengarang Indonesia) secara diam-diam mendirikan organisasi baru yang diberi namaPujangga Baru yang di dalamnya terdapat beberapa tokoh penting yang telah penulis sebutkan di atas.
Tokoh-tokoh sastra yang sangat berpengaruh tersebut memiliki ciri khas masing-masing dalam penulisan karyanya, yakni dalam hal aliran. Berikut penulis jelaskan lebih lanjut mengenai pengarang beserta karyanya.

Motor dan Pejuang Gerakan Pujangga Baru

Sutan Takdir Alisjahbana merupakan motor dan pejuang bersemangat gerakan Pujangga Baru. Ia muncul pada tahun 1929 dalam panggung sejarah sastra Indonesia, yakni pada saat novel pertamanya yang berjudul Tak Putus Dirundung Malang diterbitkan oleh Balai Pustaka.
Pada masa itu pun ia pernah mengungkapkan tulisan yang menyatakan secara tegas bahwa bahasa Melayu rendah atau melayu Toinghoa pun takkalah baiknya dengan bahasa Melayu Riau. Ucapan itu mengejutkan, apalagi jika dikatakan oleh pejuang Indonesia sehingga timbul reaksi yang keras dari pihak para pencinta bahasa Melayu tinggi yang murni. Atas inisiatif beliau pula-lah maka pada tahun 1938 diselenggarakan Kongres bahasa Indonesia yang pertama.

Tokoh-Tokoh Sastra Indonesia Angkatan ‘45

Seperti yang kita ketahui, sastra berdiri di atas konvensi dan inovasi sehingga kedua hal yang bertolak belakang tersebut dapat menimbulkan masalah dalam melahirkan suatu karya sastra.
Periodesasi sastra Indonesia angkatan 45 sering disebut-sebut sebagai pendobrak konvensi. Hal tersebut memberikan sesuatu yang baru bagi para pembaca sastra, yakni sebuah kepercayaan untuk mendobrak aturan-aturan tertentu mengenai karya sastra, baik dari segi ideologi maupun kebahasaannnya.
MunculnyaChairil Anwar dan sastrawan lain di masa itu memberikan sesuatu yang baru bagi panggung sejarah sastra Indonesia. Sajak-sajaknya yang radikal dan jauh dari romantisime (yang menjadi ciri khas angkatan Pujangga Baru) menjadikan sebuah tanda kebaruan bagi dunia sastra Indonesia.

Para Pendobrak Sastra

Pada masa kemerdekaan Indonesia, salah satu tokoh sastrawan angkatan 45, Pramoedya Anantatoer, mengikuti kelompok militer di Jawa dan seringkali ditempatkan di Jakarta di akhir perang kemerdekaan. Ia menulis cerpen dan buku sepanjang karir militernya dan dipenjara Belanda di Jakarta pada 1948 dan 1949.
Pada 1950-an, ia sanggup tinggal di Belanda sebagai bagian program pertukaran budaya, dan saat kembali, ia menjadi anggota Lekra, organisasi sayap kiri di Indonesia. Gaya penulisannya tidak lagi bersifat konvensional.
Sepertinya, inovasi telah mampu memengaruhi pikirannya untuk mengubah sebuah karya. Selama masa itu, ia juga mulai mempelajari penyiksaan terhadap Tionghoa Indonesia, dan pada saat yang sama mulai berhubungan erat dengan para penulis di Cina.
Pada 1960-an, ia ditahan pemerintahan Soeharto karena pandangan pro-Komunis Cinanya. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan.

Penuai Kontroversi

Ketika Pramoedya mendapatkanRamon Magsasay Award, 1995, diberitakan sebanyak 26 tokoh sastra Indonesia menulis surat ‘protes’ ke yayasan tersebut. Mereka tidak setuju apabila Pramoedya yang dituding sebagai “jubir sekaligus algojo Lekra paling galak, menghantam, menggasak, membantai dan mengganyang” di masa demokrasi terpimpin, diberikan hadiah oleh RM. Mereka juga menuntut pencabutan penghargaan yang dianugerahkan kepada Pramoedya.
Tetapi beberapa hari kemudian,Taufik Ismail sebagai pemrakarsa, meralat pemberitaan itu. Katanya, bukan menuntut ‘pencabutan’, melainkan mengingatkan ’siapa Pramoedya itu’. Katanya, banyak orang tidak mengetahui ‘reputasi gelap’ Pram dulu. Dan pemberian penghargaan itu dikatakan sebagai suatu kecerobohan.
Tetapi di pihak lain, Mochtar Lubis malah mengancam mengembalikan hadiah Magsasay yang dianugerahkan padanya di tahun 1958, jika Pram tetap akan dianugerahkan hadiah yang sama. Lubis juga mengatakan, HB Yassin pun akan mengembalikan hadiah Magsasay yang pernah diterimanya. Tetapi, ternyata dalam pemberitaan berikutnya, HB Yassin malah mengatakan yang lain sama sekali dari pernyataan Mochtar Lubis.
Sementara itu, Pramoedya sendiri menilai segala tulisan dan pidatonya di masa pra-1965 itu tidak lebih dari ‘golongan polemik biasa’ yang boleh diikuti siapa saja. Dia menyangkal terlibat dalam berbagai aksi yang ‘kelewat jauh’. Dia juga merasa difitnah, ketika dituduh ikut membakar buku segala. Bahkan dia menyarankan agar perkaranya dibawa ke pengadilan saja jika memang materi cukup. Kalau tidak cukup, bawa ke forum terbuka, katanya, tetapi dengan ketentuan ia boleh menjawab dan membela diri.
Semenjak Orde Baru berkuasa, Pramoedya tidak pernah mendapat kebebasan menyuarakan suaranya sendiri, dan telah beberapa kali dirinya diserang dan dikeroyok secara terbuka di koran.
Sementara itu, tokoh sastra yang sering mengekpresikan karyanya melalui penyair yang sangat terkenal dan sepertinya tidak pernah lekang oleh zaman adalah Chairil Anwar. Syairnya yang paling terkenal adalah Aku. Syair-syair yang dituliskan Chairil, bahkan, sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris.

Tokoh-Tokoh Sastra Masa Kini

Sutarji Calzoum Bachri
Penyair yang juga tidak kalah terkenal adalah Sutarji Calzoum Bachri. Penyair tersebut terkenal dengan berbagaipuisi yang memiliki kata-kata tidak terikat makna. Dalam syairnya, Sutardji sering tidak mempedulikan makna-makna yang terkandung dalam setiap kata.
Bentuk dari syair karyanya pun cenderungnyleneh. Sutardji bisa membentuk gambar hati dari kata-kata yang ia susun. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan diterbitkan di berbagai negara, seperti India, Amerika Serikat, dan Belanda.
Sapardi Djoko Damono
Selanjutnya, penyair hebat yang dimiliki Indonesia adalahSapardi Djoko Damono. Penyair kelahiran 1940 ini, sudah mulai menulis beberapa puisi sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Syairnya yang terkenal adalah Hujan Bulan Juni.
Tokoh Sastra Lainnya
Selain ketiga penyair tersebut, Indonesia masih memiliki tokoh-tokoh sastra yang gemar membuat syair-syair indah, seperti W.S Rendra, Goenawan Muhamad, Sitor Situmorang, dan beberapa nama penyair lain.
Untuk tokoh sastra yang lebih senang bercerita dalam bentuk tulisan pendek, Indonesia memiliki, Seno Gumira Ajidarma (Saksi Mata), Shindunata (Putri Cina), dan masih banyak cerpenis Indonesia lain yang karyanya juga sangat banyak dinikmati masyarakat Indonesia.
Selain cerpenis, Indonesia memiliki tokoh-tokoh sastra yang menulis cerita dalam bentuk novel. Di antaranya, Remy Silado yang terkenal dengan novelCa-Bau-Khan (1999), Marga T yang terkenal dengan cerita-cerita pop romantis di era 1990-an, serta novelis yang menjadi fenomenal karena novel tetralogiLaskar Pelangi yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, Andrea Hirata.
Indonesia juga memiliki tokoh sastra yang biasa menciptakan syair untuk dinyanyikan, di antaranya Iwan Simatupang dan Dewi Lestari. Ada beberapa lagi tokoh sastra lainnya yang cenderung senang menuangkan ekspresinya dalam pementasan drama, di antaranya Jajang C Noer dan Butet Kertarajasa.

http://bilarlla.blogspot.co.id/2017/11/galery.html?m=1

Profile


Jenis-jenis dan Ciri-ciri Pantun


Pantun merupakan kekayaan artistik nusantara. Orang barat sedang gandrung dengan kebudayaan asli Indonesia, dari mulai bahasa Indonesia hingga aksara Jawa. Pedihnya, sering kali kita sebagai anak bangsa mengabaikan ke-khas-an yang sudah kita miliki. Kita mungkin semakin lancar berbahasa asing, namun, lancarkah ketika kita membuat pantun? Berikut konsepsi tentang jenis jenis pantun dan contohnya.
Pantun merupakan bentuk puisi Indonesia atau melayu. Pantun ini termasuk jenis puisi lama (baca : jenis jenis puisi) yang terikat dengan beragam ketentuan dan aturannya. Sehingga sebuah puisi tidak dapat disebut pantun ketika tidak memenuhi ketentuannya.
Pantun memiliki karakteristik dan aturan sebagai berikut :
  1. Terdiri dari 4 baris
  2. rima akhir a-b-a-b (bukan berati harus berakhiran huruf a dan b, ini hanya format bahwa baris pertama dan baris ketiga berakhiran huruf/lafal sama, serta baris kedua dan keempat berakhiran huruf/lafal yang sama)
  3. Umumnya terdapat 8-12 suku kata setiap baris
  4. baris 1 dan 2 menjadi sampiran
  5. baris 3-4 menjadi isi

1-2 Jenis Jenis Pantun Berdasarkan keterkaitan Sampiran dan Isi

Berdasarkan keterkaitan antara sampiran (larik 1,2) dan isi (larik 3,4), pantun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Pantun mulia
Dinamakan pantun mulia apabila sampiran pada baris 1-2 fungsinya selain mempersiapkan lafal untuk isi sekaligus sebagai isyarat dari isi pada baris ke 3-4.
Contoh  :
1. Air di dalam tambah dalam (sampiran)
Hujan di hulu belum juga teduh (sampiran)
Hati ini dendam bertambah dendam (isi – artinya hatinya bertambah marah)
Dendam dahulu belum juga sembuh (isi – kemarahannya dari dulu masih ada)
2. Ke warung lama menanti (sampiran)
Tunggu ibu beli nasi (sampiran)
Jadilah anak berbaik hati (isi – artinya harus menjadi anak yang baik, rajin)
Agar bisa berprestasi (isi – artinya supaya bisa mencapai kesuksesan belajar)
2. Pantun tak mulia
Dinamakan pantun tak mulia apabila sampiran pada baris 1-2 fungsinya hanya mempersiapkan lafal untuk isi, kata-kata dalam sampiran tidak berhubungan dengan isi pada baris 3-4.
Contoh :
Berburu di padang datar (sampiran)
Mendapat unta belang kaki (sampiran)
Berguru kepalang ajar (isi – artinya ilmu yang dituntut tidak sempurna)
Bagai bunga kembang tak jadi (isi – artinya tidak akan memiliki faedah)

3-17 Jenis Jenis Pantun Berdasarkan Isi

3. Pantun Anak-anak
  • Pantun bersuka cita
Pantun bersuka cita berisi ungkapan perasaan kegembiraan atau kebahagian
Contoh :
Burung kenari burung dara (sampiran)
Terbang kearah angkasa luas (sampiran)
Hati siapa tak gembira (isi – arinya setiap anak akan bahagia)
Karena beta telah naik kelas (isi – artinya telah naik kelas)
  • Pantun berduka cita
Pantun berduka cita merupakan pantun isinya mengungkapan kesedihan atau duka .
Contoh pantun :
Memetik duku di kota Kedu (Sampiran)
Membeli tenda uangnya hilang (Sampiran)
Menangis aku tersedu-sedu (Isi – artinya aku menangis hingga terisak-isak)
Mencari bunda belum juga pulang (isi – artinya tangisku karena ibu lama tidak pulang ke rumah)
4. Pantun nasib atau pantun dagang
Pantun nasib atau pantun dagang adalah pantun yang menggambarkan keadaan seseorang.
Contoh :
Pergi ke sekolah mampir Cimahi (sampiran )
Depan bukit lihat belalang (sampiran)
Mungkin memang sudah takdir Illahi (isi – artinya sepertinya sudah ketetapan Tuhan)
Badan sakit tertinggal tulang (isi – artinya memiliki penyakit yang tidak kunjung sembuh)
5. Pantun perkenalan
Pantun perkenalan merupakan pantun yang mengungkapkan pengenalan kepada seseorang dan ucapan ketika berkenalan.
Contoh :
Dari mana hendak keman(sampiran)
Manggis kupas dengan pisa(sampiran)
Jikalau boleh kami bertany(Isi – artinya seseorang ingin berkenalan)
Gadis manis siapa namam(isi – artinya kepada seorang gadis ia menanyakan namanya)
6. Pantun Persahabatan
Pantun persahabatan merupakan pantun yang bertema persahabatan atau hubungan dengan teman.
Contoh pantun persahabatan :
1. Lima enam tujuh delapan (sampiran)
Di Pekalongan beli batik (sampiran)
Kalau kau cari teman (Isi – artinya ketika kamu memilih teman atau sahabat)
Seorang teman harus baik (Isi – artinya pilihlah teman yang baik) 
2. Beli motor mahal harganya (sampiran)
Tokonya tidak buka (sampiran)
Pilihlah aku orangnya (Isi – artinya kamu lebih baik memilihku menjadi sahabatmu)
Ada ketika suka duka (Isi – artinya karena aku selalu menemani disaat kamu senang maupun sedih)
3. Jalan-jalan kunjungi taman (sampiran)
Pergi naik odong-odong (sampiran)
Jika ingin miliki teman (Isi – artinya ketika ingin memiliki banyak teman)
Jangan engkau berlaku sombong (Isi – artinya harus menjaga sikap tidak boleh sombong)
7. Pantun Adat
Pantun adat merupakan pantun yang isinya mengandung tentang adat istiadat dan kebudayaan.
Contoh :
Menanam kelapa di tanah Bukum (sampiran)
Tinggi sedepa telah berbuah (sampiran)
Adat bermula dari hukum (Isi – artinya adat suatu suku awalnya berasal dari aturan)
Hukum sandar dari Kitabullah (Isi – artinya aturan aturan yang menjadi adat bersandar dari kitab Allah)
8. Pantun Agama
Pantun agama adalah pantun yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan.
Contoh :
Banyak bulan perkara bulan (sampiran)
Tidak semulia bulan puasa(sampiran)
Banyak tuhan perkara tuhan (Isi – artinya di dunia ini banyak sekali agama dengan banyak Tuhannya)
Tidak semulia Tuhan Yang Esa (Isi – artinya namun hanya satu yang mulia yaitu Tuhan yang esa)
9. Pantun Budi
Pantun budi adalah pantun yang berisi tentang kesopanan, sikap dan perilaku.
Contoh :
Apa faedah berkain batik  (sampiran)
Jikalau tidak dengan sujinya (sampiran)
Apa faedah beristeri cantik
Jikalau tidak dengan budinya
10. Pantun Jenaka
Pantun Jenaka merupakan pantun yang bertujuan untuk menghibur pendengar. Selain itu, pantun ini juga dijadikan sebagai media untuk menyindir dalam suasana akrab, sehingga tidak menyinggung. Penggunaan pantun jenaka ini berguna untuk mencairkan suasana.
Contoh :
Jalan-jalan sekitar rawa (sampiran)
Jika lelah duduk dipohon palm (sampiran)
Geli hati tahan tawa (Isi – artinya ingin tertawa karena lucu namun ditahan)
Melihat katak pakai helm (Isi – artinya lucu ketika melihat katak yang memakai helm, katak sama helm gedean helmnya )
11. Pantun Kepahlawanan
Pantun kepahlawanan merupakan pantun yang berisi tentang semangat kepahlawanan, patriotisme dan kebangsaan.
Contoh :
Jika seorang menjaring ungka (sampiran)
Rebung seiris akan mengukusnya (sampiran)
Kalau arang tercorong ke muka (Isi – artinya pahlawan akan melawan saat penjajah menyerang bangsa)
Ujung keris akan menghapusnya (Isi – artinya perlawanan pahlawan bisa dilakukan dengan keris, yang merupakan senjata asli nusantara)
12.Pantun Kias
Pantun kias adalah pantun yang mengandung makna konotasi, perumpamaan dan biasanya memakai majas metafora.
Contoh :
Kayu tempinis dari kuala(sampiran)
Dibawa orang pergi Melaka (sampiran)
Berapa manis bernama nira (Isi – artinya sebaiknya mampu mengubah sesuatu, nira : air kelapa)
Simpan lama menjadi cuka (Isi – artinya agar nantinya mendapatkan manfaat darinya)
13. Pantun Nasihat
Pantun nasihat adalah pantun yang berisi anjuran, himbauan dan nasihat yang baiknya dilaksanakan.
Contoh :
1. Kemuning tengah balai (sampiran)
Bertumbuh lalu semakin tinggi (sampiran)
Berunding pada orang tak pandai (Isi – artinya bermusyawarah dengan orang yang bodoh)
Bagai alu pencungkil duri (Isi – artinya tidak akan menyelesaikan masalah)
2. Pergi ke pasar beli gitar
Belinyanya di toko depan
giat-giatlah belajar
ada manfaat di masa depan
14. Pantun Percintaan
Pantun percintaan adalah pantun yang isinya tentang cinta, kasih dan sayang.
Contoh :
1. Coba-coba bertanam mumbang (sampiran)
Moga-moga menjadi kelapa (sampiran)
Coba-coba menanam sayang (Isi – artinya penulis berusaha memberikan rasa sayang kepada seseorang)
Moga-moga tumbuh cinta (Isi – artinya penulis berharap orang lain pun memiliki rasa cinta)
2. Jelatik elang di awan,
selasih diatas peti.
Sudah cantik dengan padan,
kasih tersangkut di dalam hati.
15. Pantun Peribahasa
Pantun peribahasa adalah pantun yang berisi tentang ungkapan yang pada umumnya memiliki susunan tetap.
Contoh :
Ke hulu potong pagar (sampiran)
Jangan terpotong pohon durian (sampiran)
Carilah guru tempat belajar (Isi – artinya selagi masih muda harus belajar dengan seorang guru)
Janganlah sesal kemudian (Isi – artinya agar nanti tidak menyesal dikemudian hari)
16. Pantun Teka – Teki
Pantun teka – teki adalah pantun yang berisi tentang terkaan atau tebakan terhadap pantun tersebut.
Contoh :
Jika tuan membawa keladi (sampiran)
Bawakan pula si pucuk rebung (sampiran)
Jika tuan bijak bestari (Isi – artinya kalau tuan berpengetahuan baik dan luas)
hewan apa tanduk di hidung?( Isi – artinya maka apa nama hewan yang memiliki tanduk di hidung?)
17. Pantun Perpisahan
Pantun perpisahan adalah pantun yang berisi tentang seseorang yang akan pergi ataupun ditinggalkan orang lain.
contoh :
Pucuk mangga delima batu(sampiran)
Anak sembilang di tapak tangan(sampiran)
Biar jauh di negeri satu(Isi – artinya walaupun jauh namun masih dalam satu negara)
Hilang di mata di hati jangan (Isi – artinya meskipun tak bisa dilihat secara langsung, namun jangan sampai perasaannya juga menghilang)

18 – 20 Jenis Jenis Pantun Berdasarkan Suku Daerah

Masing – masing suku bangsa di nusantara memiliki pantun yang khas. Berikut ini pantun dari beberapa suku di Indonesia yaitu :
  1. Di Jawa pantun disebut parikan
  2. Orang Sunda menamakannya susualan atausisindiran
  3. Orang Mandailing menamakannya ende-ende
  4. Orang Aceh menamakannya boligoni atau rejong
  5. Orang MelayuBanjar dan Minang menamakannyapantun.
18. Pantun Sunda
Pantun Sunda berbeda maknanya dari pantun Melayu. Pantun Melayu maknanya lebih mendekati sisindiranSunda. Sisindiran Sunda adalah puisi yang terdiri dari dua bagian meliputi sampiran dan isi. Namun Pantun Sunda merupakan seni pertunjukan berupa cerita tutur berbentuk sastra Sunda yang disajikan secara prolog, dialog, dan sering dinyanyikan.
Contoh sisindiran Sunda :
Seng getol nginum jajamu (Sampiran – rajin-rajinlah minum jamu)
Nu guna nguatkeun urat (sampiran – yang bermanfaat menguatkan urat)
Sing getol neangan ilmu (isi – artinya rajin rajinlah menuntut ilmu)
nu guna dunya akhirat (isi – artinya yang bermanfaat bagi dunia akhirat)
19. Pantun Banjar
Pantun Banjar merupakan pantun yang dituliskan atau dilisankan dengan Bahasa Banjar. Bahasa Banjar digunakan oleh suku Banjar daerah Kalimantan Selatan dan sekitarnya serta daerah – daerah perantauan dari suku Banjar. Pantun Banjar adalah puisi rakyat berjenis hiburan yang dituliskan dan dilisankan dalam Bahasa Banjar dengan bentuk mental dan bentuk fisik tertentu sesuai konvensi khusus yang telah berlaku dalam literatur folklor Banjar.
contoh pantun Banjar :
Rak sinduk jangan dibuang
Sampai rusakan talimpat pulang
Ratik banyak bukan kapalang
Sungai jangan tampat mambuang
20. Pantun Betawi
Pantun Betawi tersebar di wilayah budaya Betawi meliputi :Pinggiran Tambun, Krawang, Bekasi bagian Timur, Cimanggis, Depok, Ciputat dan Cibinong di bagian selatan, Tanggerang pada bagian timur.
Hal yang paling menonjol dalam pantun ini yaitu kuatnya karakteristik yang menunjukkan ekspresi spontan. Sebagaian besar sampiran memperlihatkan nada demikian. Bisa jadi semangat serta ekspresi spontanitas tersebut didasari oleh kemauan untuk membangun bunyi yang berakhiran sama : a-b-a-b. Maka dari itu, hampir semua sampiran pantun Betawi tidak berkaitan dengan isi. Sampiran seperti terlontar apa adanya, bebas, lepas, tanpa beban.
Berikut contoh pantun Betawi:
Mbelah nangka di daon waru (sampiran)
Daon digelar ama pengejeg (sampiran)
Sapa nyangka nasibnya guru (Isi – artinya tidak ada yang dapat menentukan nasib seorang guru)
Pagi ngajar sorenya ngojeg (Isi – artinya paginya mengajari murid-murid kemudian sorenya bekerja sebagai ojek motor)
Isi pantun Betawi berkenaan dengan ungkapkan berbagai nasihat yang ada kaitannya dengan etika, adab, moral, sopan, santun dan ajaran agama, serta kritik sosial. Maka dari itu, kita dapat melihat bahwa pantun Betawi dapat dikatakan sebagai representasi dari dinamika kehidupan sosial dan budaya, serta sejarah orang Betawi.
Berikut beberapa contoh pantun Betawi:
Ke Setu ngorak kecapi (sampiran)
Kedebong ditebang sepuun (sampiran)
Baru satu dia punya tipi  (Isi – artinya hanya mempunyai satu televisi)
Eh, sombongnya minta ampun (Isi – artinya membuat seseorang sombong sekali akan TVnya)
Contoh pantun betawi di atas mengandung unsur kritik sosial dan nasihat sopan santun
Cimuning jalannya redug (sampiran)
Abis ujan disamber kilat (sampiran)
Baju kuning nyeng nabuh bedug (Isi – artinya seseorang yang memakai baju kuning menabuh bedug)
Abis ajan malah gak solat (Isi – artinya penabuh bedug tersebut tidak menunaikan sholat)
Contoh pantun betawi di atas mengandung unsur ktitik, keagaman.
Masyarakat Betawi menghadapi perubahan zaman di dalam kehidupan mereka sehari-hari dituangkan dalam bentuk pantun. Hal tersebut mengakibatkan, beberapa pantun, selain mengandung kritik sosial dan potret masyarakat Betawi, juga seperti akan mengusung egalitarian. Peristiwa apa pun, entah yang berhubungan dengan kehidupan dalam rumah, hubungan menantu dengan mertua, dapat diungkapkan secara lepas. contohnya:
Buah pinang buah belimbing
Betiga ame buah mangga
Sungguh senang berbapak suwing
Biar marah tertawa juga



http://bilarlla.blogspot.co.id/2017/11/home.html?m=1

Home


Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari katapatuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalambahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa(baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b[1] dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak terdapat nama penulis. Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian:sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).http://bilarlla.blogspot.co.id/2017/11/home.html?m=1http://bilarlla.blogspot.co.id/2017/11/home.html?m=1